Minggu, 27 April 2014

Jika lelakimu...

Jangan jadi perempuan yang hanya diam.
Jika lelakimu salah, Marahlah.
Jika lelakimu lebih marah ketika kau marah, tinggalkanlah.
Dari situ engkau mengerti apa itu kelayakan.

Perempuanku.

Perempuanku..
Untuk kamu yang masih dirahasiakan
Aku tidak pernah tahu bagaimana sosokmu
Hidungmu, matamu, rambutmu, aku tidak tahu
Semua masih samar

Kala hujan turun, diriku selalu termangu
Menerka seperti apa dirimu --Keindahanmu?

Perempuanku..
Aku selalu menghamba pada Tuhan, di setiap sujud hingga tubuh kian kaku
Aku selalu bernegosiasi padanya
Mengirimkan pinta yang kubalut lewat doa
Kembali lagi pada satu pertanyaan, seperti apa perempuanku?

Aku harap, kelak, Tuhan mengirimkan bingkisan lewat kurir yang tak dibayar
Kurir itu bernamakan waktu
Aku harap, kelak, Tuhan mengirimkan catatan kecil di luar bingkisan
Tentang kelebihan suatu produk yang dikirimkan
Ya, hadiah darinya ialah Perempuan

Ada harap ketika bingkisan mau dibuka
Ada pinta ketika otak sibuk menerka

Semoga..
Peluknya seperti rumah, membuat siapa yang pergi ingin kembali pulang dengan ramah
Semoga..
Dadanya seperti kolam renang, membuat semua yang kalut menjadi tenang
Semoga..
Pipinya seperti matras, membuat semua yang rebah menjadi pulas
Semoga..
Bibirnya seperti bandara mati, tak ada yang tahu, hanya bibir ini yang selalu siap mendarati
Semoga..
Matanya seperti bulan, membuat diri ini yang bayi merasa terteduhkan
Semoga dari segala semoga..
Tutur katanya lembut, tak ada para hewan di dalam mulut

Perempuanku..

Semoga kau bukan semoga yang selama ini kusemogakan pada Tuhan.




Selasa, 15 April 2014

Rose; Seorang ibu serupa mawar.

Ia hanya manusia sederhana, sosok yang Tuhan ciptakan secantik mungkin, yaa..ini berbicara tentang perempuan. Perempuan terbaik dari segala yang terbaik. Yang tersabar dari segala yang paling sabar. Aku menyebutnya Ummi.

Ia masih yang tercantik di daftar perempuan tercantik yang aku pahat dalam otak. Walau orang-orang tahu ada kerut di jidatnya, ada uban di rambutnya, pun telapak kaki yang jika diterawang penuh retak --yang membuat surgaku sedikit rusak.

Ia masih pendoa nomor satu, yang tak kenal lelah terjaga semata untuk menghamba. Melafalkan kata demi kata, untuk satu yang dituju; Sang pencipta.

Tapi kadang ia egois. Satu-persatu nama anaknya disebutkan, aku berani bertaruh tak ada nama anaknya yang terlewatkan. Sampai ia benar-benar lupa mendoakan dirinya sendiri untuk kebahagiaan.

Ia juga pekerja keras, ia berjualan kue untuk penghasilan tambahan, bahkan di suatu kesempatan aku pernah bertanya, "Mi, gak capek kerja terus. Biar anak-anakmu saja yang bekerja, kau diam". Namun ia menjawab "Saya tidak suka diam, selagi masih ada yang bisa dihasilkan, kenapa tidak?". Aku pun langsung gagu.

Jika ada yang bertanya, "Siapa yang memotivasimu untuk menjadi pribadi yang lebih baik?", maka saya akan jawab, "Seorang perempuan yang bernama; Rosidah"

Dan aku bangga memilikinya.

NB: Satu dari beribu quote yang pernah beliau katakan. "Jangan pernah mencampuri urusan orang lain, kita tidak pernah dibayar untuk itu"




Kamis, 10 April 2014

Selepas kepergian



Selepas kepergian..
Matamu yang teduh tak lagi terlihat
Langkahmu mulai membuat nada-nada jahat
Satu persatu, mulai jauh, lalu pergi memunggungi
Seakan memaksa tangis menjelma melodi

"Kau tetap menjadi pencium terhebat, Sayang"
Begitu kira-kira yang ku bisikkan sebelum kau pulang
"Tentu, tergambar dari caramu memejam"
Balasmu

Aku tidak tahu kapan kau kembali
Membawa segembol rindu yang nanti terpatri
Namun kita selalu tahu bahwa waktu terasa lama ketika ingin temu
Dan aku yang selalu kalah bernegosiasi dengan waktu

Cepatlah, cepatlah, cepatlah, suatu kata yang sering kuucap dalam doa
Menjerit dalam sepi agar rindu berubah temu
Namun semua tetap sama
Detik berat seakan memusuhiku

Andai kau tahu betapa semua ingin kuulang
Tepat disaat kau melumat bibir ini hingga habis
Membuat dahaga kian hilang