Jumat, 14 November 2014

Cermin, cerau, dan cerita tentang senja

Kuceritakan kisahku tentang cerau air mata, tentang cermin masalalu dan aku yang senja.

/1/
Terlihat seorang lelaki di dalam cermin
menyusuri jalan yang keabu-abuan dengan lampu-lampu yang baru dinyalai penduduk
Dan nampak langit kuning kemerah-merahan
pun angin dengan genit sedikit membelai tidurnya pepohonan
Hingga ia terhenti di suatu kedai kopi
dan memarkirkan segala letihnya.

/2/
Lalu ia memasuki kedai dengan jalannya yang perlahan
tercium aroma kopi yang bersahabat dengan penciumannya
Dari jauh; terdengar ketukan jari-jari tangan
seperti ketukan sebuah penantian--juga panggilan.
Sedang duduk seorang perempuan murung, dengan mata yang menemui suatu yang dicintainya
lalu diurungnya sebuah murung
bahagia melihat yang datang. Kekasihnya, senja.
.

NB: Telah kumainkan piano dengan nada dasar A minor pada diamku di depan cermin, hingga terlihat segala kisah manis, dan selamat, kau berhasil membuatku ingin pulang pada pelukmu.


_______

Gubuk tua, 14 November 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar