Rabu, 11 September 2013

Kepergian kasih

"Aku Putri. Aku tak mengerti, apakah ini yang dinamakan penyesalan? atau cukup dijadikan kenangan yang harus diceritakan? Entahlah, namun sesak yang selalu ku dapat ketika teringat sosok dirimu. Inilah dimana keadaan mengharuskan ku untuk menangis, tak sanggup untuk ku berpura menahan deras nya air mata penyesalan ini, dan aku baru merasakan, seseorang yang sering diabaikan dialah yang sangat berarti ketika dia telah pergi"

Putri dulu memiliki seorang kekasih bernama Danu, hubungan mereka terbilang cukup lama, sekiranya dua tahun enam bulan menjalin kasih. Namun, hubungan mereka kandas di tengah jalan akibat sifat Putri yang cemburuan dan egois. Danu memilih untuk meninggalkan Putri, karna menurutnya lebih baik jujur dan meninggalkan nya, dibanding harus bertahan dan terus-terusan mendapat sakit yang sama.

5 Bulan berlalu

Putri dan Danu pun sekarang memiliki kehidupan masing-masing. Putri yang saat ini masih sibuk dengan sekolahnya yang sebentar lagi mau memasuki fase kelulusan. Kebetulan Putri kelas 3 Sma dan Danu satu tingkat dibawah nya. Tak disangka, 5 bulan berlalu Danu pun membuka hatinya untuk wanita cantik bernama Kinan. Seiring berjalan nya waktu, Putri pun cemburu melihat keakraban mereka berdua.

Namun, jangan karna ada sebuah senyum di wajah, seseorang dapat mengambil kesimpulan bahwa dia sedang bahagia. Di depan teman.. Danu memang tersenyum, tapi tidak dengan hati nya. Itu yang dirasakan Danu setelah berpisah dengan Putri. Sungguh perasaan tidak dapat membohongi. Ketika mulut berkata seadanya namun hati mengucap banyak untuk berharap. Danu pun masih menyayangi Putri, namun itu terhalang oleh keadaan. Iya, kini dia sudah dimiliki Kinan.

Semua berjalan seperti biasanya, hari demi hari berganti. Putri pun masih berharap akan cinta nya Danu. Dibalik itu, Putri tidak tahu bahwa Danu pun masih sayang terhadap Dirinya. Sampai saat nya tiba, Saat itu ulang tahun Kinan yang ke 17. Kinan mengundang banyak teman sekolah untuk menghadiri pesta ulang tahun yang diadakan dirumahnya. Termasuk Sarah. Sarah itu teman sebangku Kinan di SMA Taruna. Dan kebetulan Sarah itu sahabat nya Putri.

Hari ulang tahun Kinan pun tiba, Sarah pun bergegas untuk pergi kerumah Kinan, namun dia enggan pergi sendiri. Sarah pun mengajak Putri untuk ikut ke pesta ulang tahun Kinan.

"Put, ikut gue yuk. Ke pesta ulang tahun nya Kinan. Kenal Kinan, kan?" Ucap Sarah.

"Iya gue tau, cewek nya Danu kan? Yang ada gak bisa moveon gue kalo disana, disana pasti ada Danu" Ucap Putri.

"Yaelah Put, profesional dong. Itung-itung nemenin gue. Gue males kesana sendiri, mau ya mau ya?" Ucap Sarah membujuk.

"Hmm..tapi, yaudahlah." Ucap Putri Geram.

Sesampainya dirumah Kinan, Pukul 19.45 WIB. Putri pun mengurungkan niat untuk memasuki rumah tersebut. Namun Sarah terlanjur mengetuk daun pintu rumah Kinan. Putri khawatir jika dia bertemu dengan Danu, dan dibenaknya cuma ada rasa takut. Rasa takut bahwa Danu sudah cerita ke Kinan bahwa dirinya itu mantan kekasihnya Danu. Kinan keluar dengan wajah yang sedikit murung.

"Hey, lo udah dateng Sar? Itu siapa?" Ucap Kinan.

"Iyanih, oh iya kenalin. Ini sahabat gue, Putri." Ucap Sarah memperkenalkan Putri kepada Kinan.

"Gue Putri, salam kenal yaa" Ucap putri menjulurkan tangan. "Dia gak tau gue? hmm.. mungkin Danu belum cerita soal gue ke Kinan" Ucap Putri dalam hati.

Pesta pun berjalan lancar, dan ditemuilah Danu didalam pesta tersebut oleh Putri. Wajah mereka berhadapan, mata pun saling bertemu, seakan tubuh memiliki isyarat bahwa rindu tak bisa lagi diungkapkan. Rindu yang mereka sembunyikan sedemikian rupa tentang harapan agar bisa memeluk satu sama lain namun terhalang oleh perasaan yang enggan.

Putri tak dapat menahan kuasa, dia memutuskan pulang tanpa sepengetahuan Sarah. Sesampainya dirumah, tanpa sadar tak dapat ia menahan derasnya air mata. Selalu teringat oleh kesalahan yang diperbuat nya dulu, yang menyebabkan Danu pergi meninggalkan nya.

Danu pun sadar bahwa di pesta tersebut sudah tidak lagi terlihat batang hidung Putri. Danu penasaran, kemudian dia bertanya pada Sarah.

"Hey, Sar. Lo liat Putri gak?" Ucap Danu.

"Putri? Oiya, dia kemana ya dari tadi gak keliatan? gue juga gak tau Nu.." Ucap Sarah yang juga kebingungan.

Pesta pun usai, Danu, sarah serta temen-temen sekolah Kinan pamit untuk pulang. Namun, ketika sudah mulai jauh dari rumah Kinan. Danu berniat mau ngajak Sarah ngobrol diluar.

Danu memulai pembicaraan, Dia tak lagi mampu menahan perasaan nya. Danu curhat kepada Sarah bahwa hati nya yang masih mengharapkan Putri. Saat itu pukul 21.03 dan suasana cafe pun masih ramai dikunjungi oleh para pengunjung. Tapi ada satu pesan Danu untuk Sarah, bahwa menyuruh sarah agar merahasiakan cerita nya tersebut. Jangan sampai Putri tau.

***
Setahun kemudian.

Pukul 08.24 WIB, Terlihat seorang berkulit putih duduk termenung di kedai kopi sambil melihat jendela yang sedikit terbuka dan dibasahi oleh basah nya embun pagi. Iya, dia Danu. Tempat ini tempat pertama kali Danu dan Putri berkenalan, bercengkrama sampai akhirnya pun menjalin ikatan. Dan mungkin tempat ini bisa dijadikan saksi bisu cinta mereka.

Namun sekarang semua ini cuma kenangan, Putri pun udah meninggalkan negeri ini, setelah lulus dia lebih memilih tinggal di luar negri untuk kuliah disana. Tepatnya di Australia. Kebetulan, Kinan dan Danu pun putus sudah lumayan lama, karna faktor Danu yang mulai berubah.

***
Hari demi hari terlewati, tak ada kabarpun dari sahabatnya di indonesia. Saat itu Putri iseng-iseng buka laptop. Dia kaget, bengong, serta bahagia Putri menerima email masuk dari Sarah, pesan tersebut berupa:
"Put, gimana kabar lo disana? baik kan? gue kangen tau hehe. Oiya, ada yang mau gue omongin sama lo, ini mengenai Danu put. Jujur, dia masih sayang sama lo. Dia pacaran sama Kinan bukan atas dasar cinta, cuma mau belajar ngebuka hati nya aja, tapi semua itu percuma put. Dia sayang nya cuma sama lo. Waktu itu dia pernah bilang sama gue. Percaya put sama gue, lo tinggal disana bukan semata-mata mau menghindar dari Danu kan, put? Please balik lagi. Gue, Danu kangen sama lo." Ucap Sarah.

Putri masih bingung, dia bimbang. Apakah pulang atau tetap tinggal. Dan Putri akhirnya mengambil keputusan, bagaimana kalau dia pulang buat menemui sahabat serta mantan nya, setelah itu dia balik lagi ke Australia untuk meneruskan kuliah nya.

***

Hari yang di nanti pun tiba, setelah tiga hari penerbangan akhir nya Putri pun sampai di tanah air. Saat itu pukul 16.45 WIB. Danu pun sengaja menjemput Putri di bandara, karna sebelumnya Danu dan Sarah sudah kong kali kong atas semua ini.

"Loh, kok kamu disini Dan?" Ucap Putri.

"Sengaja kok. Mau jemput kamu" Ucap Danu.

"Udah lama banget ya kita gak ngomong kaya gini" Ucap Putri dengan senyuman.

"Iya, udah lama banget ya" Ucap Danu.

Mereka pun terbawa suasana, Putri pun berbicara ditelinga mungil nya Danu; "Dan, maafin kesalahan aku waktu dulu ya, maafin aku kalo sifat aku kaya anak kecil, aku sayang kamu." Danu pun berbicara; "Aku juga sayang banget sama kamu, kamu gak perlu minta maaf, karna cinta yaitu proses pembelajaran. Kalo kamu salah gausah minta maaf, asal kamu introfeksi dan berusaha untuk gak mengulangi kesalahan tersebut"

"Tapi ini gak akan bertahan lama Dan, cepat atau lambat pasti aku balik lagi ke Aus. Kuliah lagi disana, jujur aja aku berat ninggalin kamu. Aku gamau kita jauhan kaya gini, tapi entahlah. Tuhan berkata lain" Ucap putri.

"Aku paham, kamu berdoa aja sama tuhan. Berdoa yang baik-baik. Itu bukan karna suatu keharusan. Cuma, apa yang menurut dia baik udah pasti baik buat kita. Jaga perasaan aku disana ya" Ucap Danu sambil merangkul putri.

***

Satu minggu berlalu, semua pun berjalan dengan baik. Seperti hubungan mereka yang semakin baik. Tiba saat nya untuk perpisahan. Karna disetiap pertemuan pasti akan selalu ada perpisahan. Itu berarti mereka harus terpisahkan oleh jarak. Dimana dia harus belajar saling mempercayai walau raga berjauhan. Menjaga hati walau tak saling bertatapan. Mendoakan satu sama lain.

Putri pun mulai mendekatkan mulut nya mengarah ke telinga Danu. Dia berkata: "Dan, Baik-baik ya. Jaga perasaan aku. Gausah takut dengan jarak. Jarak itu guru buat kita, dia mengajarkan banyak hal. Mulai dari kepercayaan dan masih banyak lagi. Jangan pernah lupain kenangan kita, jangan pernah lupain kisah manis kita. Jujur, kalo kamu nanya aku takut atau engga bila ninggalin kamu, ya jawaban nya satu, aku udah pasti takut. Aku takut kamu berpaling dari aku lagi. Dan, aku sayang kamu. Love you:*

Danu pun menjawab: "Tenang aja, maling gak akan masuk kalo pintu rumah dikunci, jadi masing-masing dari kita gak perlu takut. Kita kunci hati kita rapat-rapat biar gak ada orang lain yang masuk, aku juga sayang sama kamu, hati-hati disana yaa:*




Tamat.








.

Kamis, 22 Agustus 2013

Kebahagiaan sesungguhnya.

Di dalam kamar yang di penuhi oleh coretan terdengar merdunya alunan gitar. Ditambah dingin nya udara menyelimuti malam. Aku terbawa suasana ketika seseorang lelaki berambut ikal memainkan gitar. Dia sahabatku, dan ku lihat ada air seukuran biji jagung yang menetes mengarah pipi lembut nya.

"Bem, lo kenapa?" Ujar ku.

"Hmm.. lo inget sama Yasmin gak?" Ujar Bembi.

"Oh iya, udah 4 tahun dia ninggalin kita." Ujar ku.

"Gimana ya kabar dia sekarang?" Ujar Bembi.

Yasmin, gadis lugu bermata sayu dengan kaca mata yang membuat nya terlihat sederhana. Iya, itu sahabat kami.. sudah 4 tahun dia meninggalkan kami semenjak lulus SD. Karna faktor orang tua nya yang memiliki usaha di bangkok dan terpaksa Yasmin sekolah dan tinggal disana.

"Andai aja masih ada Yasmin ya bem. Mungkin kita gak akan sepi kaya gini" Ujar ku sedikit sedih.

"Yaudahlah, mungkin suatu saat dia akan balik lagi ke jakarta. Main sama kita lagi" Ujar Bembi menyemangati.

"Hehe, yaudahlah.. kalo gitu gue pulang dulu yaa, udah malem, besok sekolah." Ujar ku.

"Okesip, hati-hati di jalan yaa.. besok gue samper kerumah lo buat berangkat sekolah bareng." Ujar Bembi

***

Tiba saatnya ketika sang fajar mulai menjelang, suara ayam jantan pun mulai beradu dan suara adzan shubuh masih di telinga. Aku bergegas mandi dan menyiapkan pakaian untuk berangkat ke sekolah.

Jam menunjukan pukul 5.45 Wib. Aku sudah selesai mandi dan memakai seragam, sekalian iseng-iseng menunggu kedatangan bembi aku pun membuka buku untuk belajar.

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat menunjukan pukul 6.30 Wib. Terdengar suara ketukan dari pintu depan.

Tok..tok..tok

"Misi.. Rizky, Rizky" Bembi memanggil.

Terdengar sebuah panggilan, rupa nya Bembi sudah datang. "Lama banget bro, sampe lumutan gini gue nungguin." Ujar ku sedikit kesal.

"Sorry..sorry, yuk berangkat" Ujar Bembi.

Ketika sudah setengah jalan menuju sekolah tiba-tiba aku punya firasat buruk. Ternyata sepeda motor yang ku tunggangi itu ban nya bocor. Dan kebetulan sepeda motor itu milik Bembi.

"Duh ki, gimana ini? dikit lagi bel sekolah bunyi. Jam pertama kan pelajaran bu Yuli, lo tau sendiri kan dia galaknya minta ampun kalo sampe ada yang telat." Bembi kebingungan.

"Hmm, gini aja.. motor kita titip di warung, trus kita naik ojeg, sepulang sekolah kita ambil motor lo. Gimana?" Ujar ku dengan ide cemerlang.

Gak diduga, seorang perempuan berambut sebahu turun dari dalam mobil berwarna putih. Dia Amel, teman satu sekolahan ku.

"Motor nya kenapa ki, bem?" Amel bertanya.

"Ban nya bocor nih mel." Ujar Bembi.

"Rencana nya sih kita mau naik ojeg buat kesekolah." Ujar ku.

"Kalo gitu, naik mobil aku aja. Kita berangkat bareng." Amel memberi tumpangan.

"Wah ide bagus tuh" Ujar Bembi penuh semangat.

"Gausah mel, makasih. Kita naik ojeg aja." Ujar ku singkat.

Bembi pun berbisik di telinga ku. "Ki, ko lo tolak sih?" Ujar Bembi sedikit kesal.

"Kalo lo mau, lo sendirian aja biar gue naik ojeg" Ujar ku.

"Kok ditolak ki, aku bermaksud baik loh" Ujar Amel kecewa.

"Gak kok mel, gak apa-apa" Ujar ku.

Aku sengaja cuekin Amel, dulu Amel sering beri aku surat, dengan kata-kata indah di dalam nya. Di satu sisi aku ingat sahabat ku. Bembi jatuh cinta sama Amel sejak pertama masuk sekolah menengah kejuruan. Aku mau jaga perasaan nya, aku gak mau dia terluka.

Waktu menunjukan pukul 7.00 Wib, dan kami mulai memasuki gerbang sekolah dengan keadaan terlambat. Saat itu kami baru duduk di bangku kelas 1 SMK. Kebetulan seminggu lagi ujian kenaikan kelas.

"Ki, gimana ini? kita musti jawab apa sama bu Yuli?" Bembi panik.

"Yaudah tenang aja, kita tinggal bilang jujur. Selebihnya terserah dia" Ujar ku tenang.

Aku dan Bembi pun memasuki ruangan.

"Darimana saja kalian jam segini baru sampai?" Ujar bu Yuli sedikit membentak.

"A..a..nu bu, macet bu" Ujar Bembi berbohong.

"Kamu itu gimana sih? Yaa nama nya jakarta pasti macet. Maka nya datang lebih awal" Ujar bu Yuli marah.

"Kami baru dapet musibah bu, ban motor Bembi bocor, kami kesini naik ojeg. Kami siap kok bu kalo harus menerima hukuman." Ujar ku.

"Betul yang kamu katakan, ki?" Bu Yuli bertanya. "Kalo benar begitu silakan kalian duduk." Bu Yuli memaafkan"

"Terimakasih bu." Ujar aku dan Bembi.

***

Hingga pada saat nya tiba, ujian kenaikan kelas pun sudah dilaksanakan. Sisanya tinggal aku berdoa untuk kenaikan level ku yang lebih tinggi.

2 minggu pun berlalu, sekarang tepat dimana pengambilan rapot dilaksanakan, semua siswa/siswi berkumpul di ruang yang sudah di tentukan.

"Menurut lo? kita naik kelas gak ki?" Ujar Bembi.

"Naik dong.. liat aja nanti, hehe" Ujar ku.

Rapot pun dibagikan, aku buka rapot itu secara bersamaan dengan Bembi. Disitu tertulis bahwa kami naik kelas. Walau pun nilainya gak bagus-bagus amat.

"Tuh kan, apa gue bilang. Kita pasti naik kan.. hehe" Ujar ku.

"Alhamdulillah yah :)" Ujar Bembi.

"Tunggu deh, gue keingetan sama Yasmin. Dia kan seumuran sama kita, pasti dia juga lagi kenaikan kelas disana. Gue jadi kangen" Ujar ku.

"Iya gue juga, berdoa aja deh biar dia cepet balik kesini. Aamiin" Ujar Bembi.

"Aamiin" Ujar ku.

Seiring berjalan nya sang waktu, aku pun berada di kelas 2 SMK dan pada saat itu ada anak pindahan, dia perempuan, rambutnya panjang dan dia cantik. Dia sekelas dengan Amel, kelas mereka tepat di lantai atas, di atas kelas aku dan Bembi.

***

Tepat di pagi hari, di libur sekolah. Burung berkicau ria di taman. Ku lihat ada seseorang yang gak asing bagiku. Dia Naura, murid pindahan yang ku bilang cantik tadi. Ku hampiri dia dan duduk di samping nya.

"Hey sendirian aja." Ujar ku.

"Hmm.. iya nih." Ujar Naura "Kamu ngapain disini?" Naura bertanya.

"Gue abis jalan-jalan pagi aja nih, nyari udara segar mumpung libur. Hehe" Ujar ku sambil tertawa. "Kamu ngapain disini?" Aku bertanya.

"Aku bete dirumah, aku lagi nyari suasana baru aja disini" Ujar Naura sambil senyum kecil.

"Oiya, nanti siang temenin aku jalan-jalan yuk" Ujar Naura.

"Wah kebetulan, nanti siang ikut aku aja" Ujar ku.

"Kemana? yaudah deh." Ujar naura mengiyakan ajakan ku.

Siang hari pun tiba, aku membawa naura ke suatu tempat, tempat yang indah, terdapat banyak tumbuhan yang kebetulan aku yang merawat nya.

Disana aku melihat Bembi dan Amel asik berduaan. Terlihat akrab sekali.

"Hey kalian disini juga?" Ujar ku berbicara pada Bembi dan Amel.

"Cieeee...." Ujar Naura meledek.

"Apasih kalian?" Ujar Amel tersipu malu.

"Iya, apaan sih kalian." Ujar Bembi.

"Dilihat dari gerak-gerik Amel, kaya nya si amel mulai ada rasa sama Bembi. Wah keren juga tuh si bembi, pake mantra apaan ya dia?" Ujar ku dalam hati.

"Oiya ki, kamu ngapain ngajak aku kesini?" Ujar Naura.

"Mau siram tanaman. Kalo siang begini aku sering siram tanaman disini. Gatau kenapa, suka aja gitu sama makhluk hidup." Ujar ku.

"Tapi, kenapa tumbuhan?" Naura bertanya.

"Tumbuhan itu unik, dia juga rapuh. Dia itu ibarat hati. Jika hati itu dipupuki oleh rasa sayang, kepercayaan, dan kasih sayang yang tulus maka dia akan tumbuh. Namun sebalik nya, jika tumbuhan gak di pupuki oleh rasa sayang, kepercayaan, dan kasih sayang yang tulus maka dia akan mati. Begitu juga hati" Ujar ku sambil tersenyum.

"Tunggu deh, kamu kok ngingetin aku sama seseorang yah?" Ujar Naura.

"Sama siapa?" Ujar ku dengan rasa ingin tahu.

"Ehh, gajadi deh. hehe" Ujar Naura sambil tertawa. "Kita makan yuk, aku laper" Ujar Naura mengalihkan pembicaraan.

"Hmm.. ide bagus tuh, yaudah sekalian ajak Bembi sama Amel aja" Ujar ku.

"Bem, mel.. makan yuk" Ujar Naura.

"Kalian duluan aja, aku masih pengen disini sama Bembi" Ujar Amel.

"Oh yaudah kalo gitu kita duluan yaa" Ujar ku.

"Iya, hati-hati ya" Ujar Bembi dan Amel.

***

Malam pun tiba, ditemani kesunyian dibawah kelam nya malam. Tiba-tiba ku teringat dengan Naura, ku teringat dengan senyuman manis nya. Yang sekilas mirip dengan Yasmin. Sahabat sekaligus pacar ku dulu.

Tuhan, kau ciptakan aku dengan seonggok daging dan segumpal darah dengan nyawa kau hadirkan cinta. Cinta yang bisa membuat semua orang menjadi gila. Ini yang sedang aku alami tuhan, ini yang sedang aku rasakan. Aku tak mau menahan deras nya air mata yang keluar dari kelopak mata menuju pipi lembut ku. Biarkan rasa ini tetap bertahan, tuhan. Aku mencinta nya, dimana dia sekarang tuhan? Kapan dia balik kesini? rindu ini sulit diutarakan, sampaikan salam ku untuk nya tuhan, iya kepada nya. Orang yang aku sayangi. Dia Yasmin.

Aku bingung tuhan, kenapa kau pertemukan aku dengan seseorang yang mirip sekali dengan Yasmin, Naura nama nya. Sedikit demi sedikit rasa ini mulai tumbuh dengan kehadiran nya, namun di satu sisi aku mau menjaga perasaan Yasmin. Sesuai dengan janjiku dulu pada nya. Aku gak mau menyakitinya.

Entah apa yang membuatku ingin menghubungi Naura, aku ambil handphone dan mulai menelfon Naura.

Tut..tut..tut

"Hallo, siapa nih?" Ujar Naura.

"Aku Rizki, ra." Ujar ku.

Kebetulan saat di tempat makan tadi aku sempat meminta nomer telfon Naura.

"Oh iya, kenapa ki?" Naura bertanya.

"Hmm.. gini ra, besok malem mau ikut aku gak?" Ujar ku.

"Kemana?" Ujar Naura.

"Ke taman aja, ada yang mau aku omongin." Ujar ku.

"Yaudah besok aku tunggu di taman ya" Ujar Naura.

Aku sengaja ajak Naura ke taman, aku mau mastiin kalo dia Yasmin apa bukan.

***

Terdengar suara gerucukan air ditaman, ditambah indahnya lampu taman dan asrinya pepohonan. Saat itu pukul 20.02 Wib. Kulihat ada seorang perempuan berambut panjang dengan baju merah muda duduk di bangku yang sedikit bekarat. Dia Naura, dia terlihat cantik malam itu.

"Udah lama ra? Sorry telat" Ujar ku dengan rasa bersalah.

"Enggak kok. Baru satu jam yang lalu" Ujar Naura.

"Hah? yang bener? serius?" Ujar ku makin ngerasa bersalah.

"Hehe, enggak kok bercanda" Ujar Naura sambil tertawa.

"Ohhh.. duh kamu becanda aja" Ujar ku.

"Ki, aku mau cerita." Ujar Naura.
  
"Cerita apa?" Ujar ku.

"Keluarga aku bertengkar terus, aku muak. Aku lebih nyaman disini, sama kamu." Ujar Naura sedikit menangis.

"Udah dong kamu jangan nangis, usap air mata nya, bahu aku cukup kuat kok buat dijadikan tempat bersandar" Ujar ku sambil menarik hidung mancung nya. "Udah ya jangan nangis lagi"

"Ki, kamu semakin ngingetin aku sama seseorang. Dia pacar aku, dia tinggal di bogor. Dia mirip banget sama kamu, dia sering banget nenangin aku ketika aku ada masalah. Setelah itu dia tarik hidung aku sambil bilang kamu jangan nangis lagi ya" Ujar Naura menangis.

"Hah? Bogor itu kan kampung halaman ku. Jangan..jangan.." Ujar ku dalam hati.

Naura penasaran. "Ki arti cinta menurut kamu apa sih?" Naura memancing.

"Cinta itu putih, cinta itu bersih. Namun.. cinta itu bisa berubah menjadi kusam, ketika cinta itu gak dirawat, gak di pupuki oleh rasa perhatian, kepercayaan, dan kasih sayang yang tulus dari seseorang yang memiliki cinta." Ujar ku.

Bembi pun tiba-tiba datang dari arah jam 6 tepatnya dibelakang kami, dia bersama Amel. "Cinta itu menjaga, menjaga dia seutuhnya, menjaga suatu perasaan, menjaga hati, menjaga perbuatan yang tidak diinginkan dalam hubungan. Perkelahian contohnya" Ujar Bembi menyambar.

"Cinta itu mendengarkan, ketika dia resah, ketika gundah, ketika suatu masalah datang menghampiri, dan cinta itu saling mengerti, karna cinta akan jauh lebih indah ketika keduanya saling mengerti satu sama lain" Ujar Naura mengingat masa kecil nya dulu bersama Aku dan Bembi.

Aku dan Bembi kaget melihat Naura berkata sepeti itu, itu persis dengan kata-kata Yasmin yang sering diucapkan nya dulu.

"Ka..ka..mu, kamu Naura Yasmin Zarantina bukan?" Ujar ku gugup serta penasaran.

"Apa bener ini Yasmin? Yasmin yang dulu lugu, pakai kacamata, rambut di kepang dua dan sekarang berubah jadi cantik kaya gini?" Bembi kaget dan gak percaya.

"Iya, Aku Yasmin, Kamu Rizki Fadillah kan? Dan kamu Bembi prasetyo kan? Aku kangen kalian" Yasmin menangis dan spontan memeluk aku dan Bembi.

Ternyata bener yang kuduga, seorang perempuan cantik berambut panjang dengan hidung mancung itu ternyata Yasmin. Naura Yasmin Zarantina. Pacar ku kembali, aku sangat senang.

"Kalian saling kenal?" Ujar Amel.

"Iya, kami itu sahabat. Aku pergi ke bangkok ikut orang tua ku. Aku tinggal dan sekolah disana." Ujar Yasmin.

Akupun bernostalgia malam itu. Bercengkrama di suatu malam dipayungi dengan lampu taman dan gerucukan air di taman yang memberi kesan lebih tenang.

***

Aku bingung, tadi di gerbang sekolah aku melihat Yasmin terlihat murung. Seperti ada beban dalam dirinya. Kenapa dia? Apa mungkin dia gak suka bertemu sahabat lama nya? Kenapa, tuhan?

Bel istirahat di bunyikan, tepat pukul 9.45 Wib. Aku bergegas menghampiri Yasmin ke kelas nya.

"Yas kamu kenapa? murung gitu, cerita dong" Ujar ku.

"hehe gak apa-apa kok ki" Ujar Yasmin dengan senyum palsu nya.

"Oh jadi aku gak boleh tau? aku pacar kamu, aku sahabat kamu, dan aku gak boleh tau masalah kamu. Gitu?" Ujar ku kesal.

Yasmin spontan memeluk ku dan menangis. "Ibu ku meninggalkan surat ki, dia pergi ninggalin aku dan papah" Ujar Yasmin sambil menangis.

"Gak mungkin seseorang pergi tanpa alasan, sini surat nya aku mau lihat" Ujar ku penasaran.

Surat itu berisi tentang: "Yas, maafin mama. Mama pergi, mama gak kuat atas perlakuan papah kamu, mama ninggalin kalian karna kesalahan papah kamu. Mama capek berantem terus, usaha papah disana udah bangkrut, sekarang kita tinggal di kontrakan, papah juga sakit-sakitan karna ulah nya sendiri. Dia ngerokok, minum-minuman keras. Main judi, main perempuan, batin mama teriris yas. Mama cari uang buat kamu, karna gak mungkin kamu terus-terusan pakai sisa harta papah kamu. Suatu saat nanti itu akan habis, ditambah buat  biaya rumah sakit papah kamu. Mamah pergi yas, Wassalam.

Tanpa sadar bulir-bulir air keluar dari kelopak mata ku, dan ku lihat wajah Yasmin yang penuh beban. Mungkin juga aku akan nangis kalo berada di posisi dia. Oh jadi alasan Yasmin pulang itu karna ini. Tapi yang aku salut dia mencoba tetap tegar.

Bel isitirah pun usai, kini para siswa/siswi memasuki ke kelas masing-masing.

"Yas, aku kembali ke kelas ya, kamu jangan nangis lagi, ada aku disini, aku akan temenin kamu, kita rawat papah kamu bareng-bareng" Ujar ku sambil menarik hidung nya.

"Aduh sakit, iya makasih ya ki. Aku sayang kamu" Ujar Yasmin.

Akupun sampai dikelas dengan keadaan wajah tertunduk dan murung.

 

"Ki, lo kemana aja? gue tungguin juga tadi" Ujar bembi.

"Gue dari kelasnya Yasmin, Bem." Ujar ku.

"Oh tapi kok lo murung gitu sih?" Ujar Bembi.

"Gak apa-apa kok. Lo juga tuh, lo aja murung gitu" Ujar ku.

"Gue putus sama Amel" Ujar Bembi penuh kekecewaan.

"Hah? lo kapan jadian? Kok gak cerita?" Ujar ku kesal.

"Yaudahlah percuma juga, udah putus" Ujar Bembi sedih.

***

Bel sekolah pun berbunyi, seluruh siswa/siswi meninggalkan kelas. Aku berencana ingin mengantar Yasmin pulang. Namun, aku cari dari kantin sampai gerbang gak ada Yasmin.
Kemudian datanglah teman nya Yasmin membawa kabar buruk.

"Ki, tadi seusai bel istirahat sekolah Yasmin izin sama guru. Dia ingin pulang, gaenak badan kata nya. Nah itu dia, saat di perjalanan, sepeda motor yang di tunggangi nya oleng dan menabrak mini truck. Kaya nya sih ada benturan keras gitu dibagian kepala nya, sekarang dia ada dirumah sakit harum ruang teratai lantai dua." Ujar teman Yasmin.

Akupun kaget serta kebingungan... Tuhan...apalagi ini? Kenapa semua ini terjadi? Cukup tuhan, hentikan semua ini.

"Oh yaudah, terimakasih yah" Ujar ku.

"Iya, sama-sama" Ujar teman Yasmin yang berambut panjang dan cantik itu.

Aku pun langsung berangkat kerumah sakit, dan bembi ku suruh untuk kerumah Yasmin untuk memberi obat dan merawat Papah nya Yasmin sekalian memberi kabar bahwa Yasmin kecelakaan.

Sesampainya dirumah sakit pukul 13.43 Wib. Aku berlari menuju lantai dua ruang teratai. Ku masuki ruang tersebut, tergolek sosok perempuan yang sudah dibaluti perban di kepala nya. Iya, dia Yasmin.

Akibat benturan yang keras dibagian kepala, Yasmin mengalami kerusakan pada otak nya. Hilangnya fungsi otot yang menyebabkan hilangnya perasaan atau hilangnya mobilitas di wilayah yang terpengaruh. Besar kemungkinan bahwa Yasmin akan mengalami kelumpuhan.

"Yas kamu bangun dong, ayo kita main kaya dulu lagi, kita jalan-jalan." Ujar ku.

"Oiya, inget gak? sebelum kamu pergi, kamu pernah bilang kalo nanti kita ketemu lagi, kita bakal ketemu di tempat yang sama. Di danau. Di danau tempat biasa kita main." Ujar ku sambil menangis.

"Kamu kok gak jawab, kamu kok diem aja" Aku tak kuasa menahan air mata.

Air mata mengalir deras, tangis ini tak bisa ditahan, orang yang sangat disayangi hanya bisa terdiam dan berbaring tak berdaya. Kata dan doa terlantun untuk diri nya. Tuhan, kalo boleh beri dia kesempatan untuk hidup walau ganjaran nya harus lumpuh. Aku siap menjaga nya, aku siap merawat nya, tolong dengar pinta ku tuhan :(" Ujar ku sambil meneteskan air mata yang begitu derasnya.

Mata Yasmin terbuka, mulut Yasmin mengucap, tak banyak yang diucap, dia sesekali menyebut papah. Entah apa yang aku rasakan atau senang melihat Yasmin terbangun atau sedih melihat Yasmin terbaring tak berdaya. Entahlah..

"Pah..pah.. aku dimana?" Ujar Yasmin bingung.

"Yas, kamu udah bangun?" Ujar ku.

"Aku dimana ki, kepala aku sakit banget." Ujar Yasmin.

"Ki, kok tangan aku gak bisa digerakin? kaki ku juga." Yasmin pun menjerit dan menangis.

Hal yang ku takutkan pun terjadi, air mata pun turun begitu derasnya. Hati terasa tersayat pedang tajam melihat seseorang yang disayang lemah tak berdaya.

Terdengar suara langkah kaki dengan tergesa-gesa. Bembi membawa kabar. Papahnya Yasmin meninggal.

***

Seminggu kemudian.

"Udah kamu gausah sedih lagi, kan ada aku disini. Papah kamu juga udah tenang kok di alam sana" Ujar ku menyemangati.

"Kamu disini aja ya, temenin aku." Ujar Yasmin yang duduk di kursi roda.

"Oiya nanti kamu ikut aku ya, kita ke danau tempat kita main dulu." Ujar ku.

"Terserah kamu aja ki." Ujar Yasmin tersenyum kecil.

***

Sampai pada waktunya, aku dan Yasmin tiba di danau. Tempat kami bermain dulu. Bunga bermekaran dan hewan-hewan tertawa riang menyambut kedatangan kami.

"Tempat ini gak berubah ya, sama kaya dulu" Ujar Yasmin.

"Iya, tempat ini gak berubah, tetap indah seperti dulu." Ujar ku.

"Ki aku mau ngomong." Ujar Yasmin.

"Apa?" Ujar ku.

"Kaya nya kebahagiaan kamu bukan aku deh, kamu bisa kok nyari yang lebih baik dari aku. Aku ikhlas." Ujar Yasmin dengan menangis di kursi roda nya.

"Kenapa? kamu minder dengan keadaan kamu yang sekarang? Emang dengan keadaan kamu yang kaya gini, kenapa? kamu fikir aku akan pergi ninggalin kamu? Aku tetap mau jagain kamu, sampai kamu sembuh, sampai kamu bisa jalan bersama aku lagi, kita lewat semuanya bersama." Ujar ku dengan sedikit menangis.

"Ki makasih banget yaa, aku sayang kamu" Ujar Yasmin sambil menangis dibalik senyuman nya.

"Aku juga sayang sama kamu, kamu jangan pernah tinggalin aku ya" Ujar ku sambil mengecup kening nya.

Yasmin menyuruh ku untuk menunduk, dia berbisik di telinga ku. Dan dia berkata:
Ki, kalo nanti aku pergi. Jangan pernah kamu lupain kenangan kita yah... di danau ini, di kursi roda ini semua kenangan terukir disini. Aku akan coba berjalan walau tertatih, aku akan coba berdiri walau itu sulit. Kita akan mencapai puncak kebahagiaan kita nanti. Sampai tuhan memisah kan kita, sampai tuhan melepaskan ikatan kita. Yang harus kamu tahu, aku sayang kamu, aku mau sehat lagi, seperti dulu waktu kita bersama lagi. Aku sayang kamu :* Love you :*

TAMAT






























Rabu, 14 Agustus 2013

Cinta datang untuk pergi

Seperti biasa, bel sekolah berbunyi pada pukul 06.15 WIB, pertanda waktu sudah memaksa untuk memasuki ruang kelas yang ramai di padati teman seperjuangan. Waktu itu aku duduk di bangku SMA kelas 3. Dan guru mulai mengabsen daftar murid yang hadir, kebetulan ada satu siswi yang tidak masuk tanpa keterangan.

"Hmmm..." Seorang cowok berkulit putih terlihat seperti gelisah.

"Hey, lo kenapa sih? kok gelisah gitu" Tanya seorang cowok berambut klimis dengan rasa ingin tahu.

"Eehh..eng..gaa, kok" Gugup. "Lo tau gak kemana si Shilla? kok bangku nya kosong ya?" Penuh rasa ingin tahu.

"Loh, gue juga gak tau rey" Jawab si andre kepada rey. "Tapi kemarin dia sempat pucat gitu, mungkin dia sakit" Nada sok tau.

Memang sudah lama Rey memendam rasa pada Shilla, Sempat dulu Shilla menolak cinta Rey. Dan sifat shilla yang selalu jutek terhadap Rey yang menjadikan kepercayaan diri Rey mulai memudar. namun belakangan ini benih cinta bukan memudar melainkan yang dulu biasa saja berubah menjadi sangat besar cintanya terhadap Shilla. Andre pun sudah mengetahuinya karna kebetulan mereka bersahabat (Rey & Andre)

"Hah sakit?" "Apa bener ya?" Penuh rasa khawatir. "Gimana kalo sepulang sekolah kita kerumah nya" Ujar Rey.

"Okedeh rey" Ujar Andre setuju.

***

Tiba saatnya dimana bel pulang sekolah dibunyikan, sebagian murid keluar dari ruang kelas. Dan hanya tersisa sebagian murid yang melaksanakan piket.

Dan pada waktu yang sudah di sepakati Rey & Andre. Akhirnya mereka pun berniat kerumah Shilla untuk memastikan keadaan Shilla baik-baik saja. Berhubung jarak sekolah ke rumah Shilla itu cukup dekat, maka mereka putuskan untuk berjalan kaki.

"Tok...tok...tok" Pintu diketuk secara bersamaan oleh Rey & Andre.

Pintu terbuka. "Siapa ya?" Terlihat seorang wanita setengah baya yang kebetulan ibu nya Shilla.

"Saya Rey bu" Rey memperkenalkan diri. "Dan ini teman saya, Andre" Ujar rey sopan.

"Oiya bu, Shilla nya ada?" Ujar rey sopan.

"Oh nyari shilla?" "Shilla nya ada tuh dikamar, sebentar ibu panggilkan" Bergegas jalan ke kamar shilla.

Shilla pun keluar dengan wajah pucat, dan Rey pun terkejut karna ada seorang cowok berkumis tipis berpostur tinggi besar mengikuti Shilla dibelakang dengan akrab. Rey pun mulai memikirkan yang tidak-tidak.

"Hmm..Dia itu siapa yaa?" Tanya Rey dalam hati ditambah rasa cemburu. "Tadi kenapa lo gak masuk sekolah, Shill? sakit?" Ujar Rey ingin tahu.

"Gue gak apa-apa kok, cuma kurang istirahat aja" Ucap Shilla dengan suara pelan. "Oiya, Rey..Ndre kenalin nih saudara gue. Nama nya Tito" Shilla mengenalkan cowok berkumis tipis tadi.

"Oh cuma saudara..Hufft bagus deh hehe" Ucap Rey dalam hati sambil berjabat tangan dengan Tito.

"Iya, gue Andre. Salam kenal :)" Andre berjabat tangan dengan Tito.

"Kalau gitu lo istirahat dirumah dulu ya, jangan terlalu capek" Ujar Rey terhadap Shilla.

Setelah berbincang lumayan lama, akhirnya Andre & Rey pun pamit kepada Shilla & Ibu nya. Kebetulan ayah Shilla sedang tidak ada di rumah, beliau ada tugas di luar negri. Tepatnya di New York, Amerika Serikat. Biasa masalah kerjaan.

***


Malam tiba, dingin malam menghampiri, gelap malam seakan menemani. Sambil melihat foto (Shilla) dan telinga seakan ada yang berbisik. Rey kangen sama Shilla, akhirnya di kumpulkan niat dan memberanikan diri untuk menghubungi Shilla.

Tut..tut..tut handphone Shilla berbunyi namun gak ada seorang pun yang mengangkat telfon dari Rey.

"Shill, angkat dong please" Rey berharap.

Dan diulanginya berkali-kali oleh Rey untuk menelfon Shilla, dan pada akhirnya telfon nya pun di angkat.

"Iya Rey kenapa?, maaf baru diangkat. Kepala gue pusing, badan gue dingin Rey" Bibir Shilla gemeteran.

Rey pun khawatir serta terkejut mendengar perkataan Shilla, di ambillah jaket dan kunci motor segera berangkat kerumah Shilla.

Sesampainya dirumah Shilla, Rey melihat Shilla dengan keadaan pingsan. Keadaan rumah sepi. Entah kemana ibu nya. Di ambilnya minyak kayu putih yang kebetulan terlihat oleh Rey di kotak obat milik Shilla. 15 menit berlalu, Shilla pun akhirnya siuman. Shilla berterima kasih pada Rey yang datang menolongnya.

"Ini beneran Shilla bilang Terimakasih sama gue?, gak nyangka dulu kan dia cuek banget sama gue" Rey Kaget serta kegirangan.

***

Seiring berjalan nya sang waktu, Shilla & Rey mulai dekat. Mulai dekat dan tambah dekat. Namun disatu sisi Rey mulai curiga dengan Shilla yang akhir-akhir ini gampang sakit. Yang tiba-tiba gejala pusing menyerang kepala nya.

Ketika disekolah pun Shilla mulai gak masuk lagi, Aku bingung. Apa yang sebenarnya terjadi? Aku berniat untuk kerumah Shilla ingin mengetahui info lebih jelasnya. Ketika sampai rumah Shilla, kutemui cuma ada ibunya Shilla saja.

"Misi..oiya bu, Shilla nya ada?" Tanya Rey kepada ibu nya Shilla.

"Oh, kamu Rey, Shilla nya lagi ada dirumah nenek nya. Kamu ada perlu apa?" Ujar ibu Shilla.

"Enggak bu, saya cuma mau tanya. Kok belakangan ini Shilla mulai aneh ya?" Rey kepo.

"Hmm..Aa..ne..h Kee..naap..a" Ibu Shilla gugup.

"Iya Shilla belakangan ini gampang banget sakit bu" Rey makin kepo

Seperti ada yang disembunyikan oleh ibu nya Shilla, setiap ku tanyakan tentang Shilla. Dia selalu gugup. Entah apa yang disembunyikan. Aku cuma bisa diam.

***

Keadaan Shilla mulai membaik, namun dia semakin aneh. Ketika rasa mulai dipersatukan kenapa dia malah menjauh. Aku semakin bingung.

Yang aku kecewa, dia menjauh ketika usia ku dikit lagi 17 tahun (Sweet seventeen). Siapa yang gak pengen punya kado terindah di umur 17, hampir setiap orang ingin merasakan nya. Apalagi dari orang yang disayang. Iya, yaitu Shilla.

"Ini pasti ada yang disembunyin, Shilla baik. Kenapa dia tiba-tiba cuek? apa dia tau kalo aku suka sama dia maka nya dia menghindar?" Rey resah.

Setelah berapa hari gak main kerumah Shilla, akhirnya rey berniat kerumah Shilla. Sesampainya disana ternyata cuma ada ibu nya lagi. Besok hari ulang tahun ku dan sampai saat ini aku belum tau kabar Shilla.

"Bu, tolong ibu jujur. Shilla dimana? Shilla kenapa?" Rey bicara sambil meneteskan air mata.

"Rey, sebenernya Shilla sakit parah. dia mengidap tumor ganas dibagian kepala nya. Maaf ibu baru cerita" Ibu Shilla terus terang.

"Dan soal Shilla yang gak masuk sekolah dia bukan kerumah nenek, tapi periksa kesehatan ke dokter spesialis tumor" Ibu Shilla terus terang.

Dan jantung mulai berdegup kencang, seakan tak percaya kalo orang yang disayang sakit parah. Mengalami sakit yang begitu besar yang mungkin gak bisa dipikulnya sendirian.

"Tuhan, apakah ini kado terbesar dalam hidupku? Apakah ini sebuah pukulan?" Rey menahan sakit.

***

Hari ulang tahun ku pun tiba, semua sahabat, keluarga, serta diriku ikut senang bercengkrama dalam pesta ini. Tapi tak ku lihat batang hidung Shilla. Iya, dia orang yang ku sayangi. Aku gak butuh ucapan selamat dari yang lain. Di pikiran ku hanya Shilla, Shilla dan Shilla.

"Rey, Lo kok murung aja? kenapa?" Andre ingin tahu.

"Shilla, ndre. Shilla mana yak? Apa dia lupa sama ultah gue?" Rey kecewa.

"Gimana kalo sesudah pesta ini selesai kita kerumah Shilla!!" Andre memberi saran.

Kaki belum lima kali melangkah datanglah seorang wanita dan lelaki setengah baya. Iya, itu ibunya Shilla.Namun aku tidak mengenali laki-laki tersebut. Dan ternyata itu adalah ayah shilla yang baru pulang bertugas diluar negri. Dia datang dengan keadaan bisa dibilang sedang sedih, dengan kotak di tangan nya ia memberikan sesuatu kepadaku. Dan memberi kabar kalo Shilla sudah tiada.

Aku terkejut, tak sadarkan diri air mata menetes dengan sendirinya. Kemudian aku buka kotak pemberian ortu shilla tersebut. Dan disitu terdapat sebuah surat berisikan tentang curahan isi hati aku dulu yang aku tuliskan buat shilla. Dan sebelum kepergian shilla, dia sempat membalas suratku. Tepat di belakang surat yang pernah aku kirim untuknya.

Yang bertuliskan: "Aku cuek, aku jutek, aku mengabaikan rasa kamu tuh hanya karna satu alasan. Gamau bikin kamu susah, gamau bikin kamu malu karna punya pacar yang penyakitan. Jujur, Aku sayang sama kamu. Love you.. Happy birthday sayang :*


TAMAT





i