Rabu, 23 Juli 2014

Aku ingin

Aku ingin menjadi angin
Membelaimu lembut kala tertidur
Mengecupmu pelan kala mendengkur
Berkali-kali tanpa ketahuan,
Aku memang penakut; sebab lebih
memilih sepoi dibanding topan.
(Bekasi, 23 July 2014 - kakitelanjang)

Sabtu, 12 Juli 2014

Rupanya kita perlu hati-hati

Rupanya kita perlu hati-hati..
Ibarat kaca, jangan ditekan jika tak mau pecah,
Seperti hujan, gunakan payung jika tak mau basah.

Rupanya kita perlu hati-hati..
Memberi hadiah pada kekasih.
Jangan memberinya bambu runcing bernama kecemburuan,
Berilah makanan berupa perhatian.

Rupanya kita perlu hati-hati..
Jangan sesekali bermain dengan yang lain.
Rupanya kita perlu hati-hati..
Membangun rumah yang rusak pasti lebih sulit dibanding menghancurkan.


(Bekasi, 12-Juli-2014)

Diding dan impiannya

Tepat 14 tahun yang lalu,
Seorang anak kecil terlahir ke dunia,
Dengan tangis ia menyapa Ibu tanpa Ayah yang mengadzaninya.
Diding, seorang anak dengan ratusan bapak, itulah julukannya.

Kini ia sudah besar,
Berteman dengan preman pasar.
Temannya semua pernah dipenjara,
Dari pembunuhan, merkosa, bahkan ada yang pernah nyopet uang negara

Kini ia sudah besar,
Mabuk, narkoba, teler, dianggap hal yang wajar.
Maklum, Bapak tak punya, Ibu mati jadi pelacur, jadi tak ada yang mengajar,
Di jalan ia belajar, di jalan ia tak gentar.

Suatu ketika,
Diding dan teman-temannya dalam keadaan mabuk,
Diding berkata ngawur "Siapa yang bisa adzan?"
"Susah, Ding. Yang lain saja" Sahut teman-temannya.

Diding menangis mengingat impiannya.
Belajar adzan, agar bisa mengadzani dirinya.
Dan mengajak teman-temannya yang dianggap bapak,
agar bisa mengadzani buah hatinya. Kelak.

Sesederhana itu impian bocah belakang pasar.

(Bekasi, 12-Juli-2014)

Rabu, 09 Juli 2014

Puisi untuk mereka yang tabah

Setiap hari, rintihan terdengar dari suara-suara bocah di balik reruntuhan
Ia menangis, berlindung di balik ketiak ibundanya yang telah mati. Mereka sesenggukan.
Arang dipotek dijadikan pena, ditulisnya puisi sederhana;
"Dengan air mata kami berdiri, dengan doa kami berani, bahkan sampai mati kami akan memeluk agama kami"

Setiap hari, kepala keluarga, seorang ibu, terjatuh dan tertatih
Menghindari bom yang jatuh, yang membuat ledakan, mencipta kepulan hitam sehingga awan mereka tak lagi putih.

Setiap hari balita bertanya, benda apa yang menempel di dahinya.
Ia pikir ada yang mengajak main,
Ialah benda kejam yang membuat dirinya sakit bukan main.
Ternyata selongsong laras panjang yang mengancam lunak kepalanya.
Sampai waktunya tiba, sebutir peluru menelusup menembus belakang kepalanya.

Di sana, di belahan bumi sana,
Mereka berbuka puasa dengan segelas air mata
Setelah usai, mereka kembali menyolati saudara-saudaranya.

Di langit, malaikat terenyuh, mereka tersentuh
Syahadat tetap berkumandang di tengah panasnya arang.
Di sana, di Palestina, ribuan air mata jatuh
Mengusap luka-luka yang sangat perih pada tubuh.

Saudaraku, kami mendoakanmu.

#PrayForGaza #SavePalestine