Rabu, 14 Agustus 2013

Cinta datang untuk pergi

Seperti biasa, bel sekolah berbunyi pada pukul 06.15 WIB, pertanda waktu sudah memaksa untuk memasuki ruang kelas yang ramai di padati teman seperjuangan. Waktu itu aku duduk di bangku SMA kelas 3. Dan guru mulai mengabsen daftar murid yang hadir, kebetulan ada satu siswi yang tidak masuk tanpa keterangan.

"Hmmm..." Seorang cowok berkulit putih terlihat seperti gelisah.

"Hey, lo kenapa sih? kok gelisah gitu" Tanya seorang cowok berambut klimis dengan rasa ingin tahu.

"Eehh..eng..gaa, kok" Gugup. "Lo tau gak kemana si Shilla? kok bangku nya kosong ya?" Penuh rasa ingin tahu.

"Loh, gue juga gak tau rey" Jawab si andre kepada rey. "Tapi kemarin dia sempat pucat gitu, mungkin dia sakit" Nada sok tau.

Memang sudah lama Rey memendam rasa pada Shilla, Sempat dulu Shilla menolak cinta Rey. Dan sifat shilla yang selalu jutek terhadap Rey yang menjadikan kepercayaan diri Rey mulai memudar. namun belakangan ini benih cinta bukan memudar melainkan yang dulu biasa saja berubah menjadi sangat besar cintanya terhadap Shilla. Andre pun sudah mengetahuinya karna kebetulan mereka bersahabat (Rey & Andre)

"Hah sakit?" "Apa bener ya?" Penuh rasa khawatir. "Gimana kalo sepulang sekolah kita kerumah nya" Ujar Rey.

"Okedeh rey" Ujar Andre setuju.

***

Tiba saatnya dimana bel pulang sekolah dibunyikan, sebagian murid keluar dari ruang kelas. Dan hanya tersisa sebagian murid yang melaksanakan piket.

Dan pada waktu yang sudah di sepakati Rey & Andre. Akhirnya mereka pun berniat kerumah Shilla untuk memastikan keadaan Shilla baik-baik saja. Berhubung jarak sekolah ke rumah Shilla itu cukup dekat, maka mereka putuskan untuk berjalan kaki.

"Tok...tok...tok" Pintu diketuk secara bersamaan oleh Rey & Andre.

Pintu terbuka. "Siapa ya?" Terlihat seorang wanita setengah baya yang kebetulan ibu nya Shilla.

"Saya Rey bu" Rey memperkenalkan diri. "Dan ini teman saya, Andre" Ujar rey sopan.

"Oiya bu, Shilla nya ada?" Ujar rey sopan.

"Oh nyari shilla?" "Shilla nya ada tuh dikamar, sebentar ibu panggilkan" Bergegas jalan ke kamar shilla.

Shilla pun keluar dengan wajah pucat, dan Rey pun terkejut karna ada seorang cowok berkumis tipis berpostur tinggi besar mengikuti Shilla dibelakang dengan akrab. Rey pun mulai memikirkan yang tidak-tidak.

"Hmm..Dia itu siapa yaa?" Tanya Rey dalam hati ditambah rasa cemburu. "Tadi kenapa lo gak masuk sekolah, Shill? sakit?" Ujar Rey ingin tahu.

"Gue gak apa-apa kok, cuma kurang istirahat aja" Ucap Shilla dengan suara pelan. "Oiya, Rey..Ndre kenalin nih saudara gue. Nama nya Tito" Shilla mengenalkan cowok berkumis tipis tadi.

"Oh cuma saudara..Hufft bagus deh hehe" Ucap Rey dalam hati sambil berjabat tangan dengan Tito.

"Iya, gue Andre. Salam kenal :)" Andre berjabat tangan dengan Tito.

"Kalau gitu lo istirahat dirumah dulu ya, jangan terlalu capek" Ujar Rey terhadap Shilla.

Setelah berbincang lumayan lama, akhirnya Andre & Rey pun pamit kepada Shilla & Ibu nya. Kebetulan ayah Shilla sedang tidak ada di rumah, beliau ada tugas di luar negri. Tepatnya di New York, Amerika Serikat. Biasa masalah kerjaan.

***


Malam tiba, dingin malam menghampiri, gelap malam seakan menemani. Sambil melihat foto (Shilla) dan telinga seakan ada yang berbisik. Rey kangen sama Shilla, akhirnya di kumpulkan niat dan memberanikan diri untuk menghubungi Shilla.

Tut..tut..tut handphone Shilla berbunyi namun gak ada seorang pun yang mengangkat telfon dari Rey.

"Shill, angkat dong please" Rey berharap.

Dan diulanginya berkali-kali oleh Rey untuk menelfon Shilla, dan pada akhirnya telfon nya pun di angkat.

"Iya Rey kenapa?, maaf baru diangkat. Kepala gue pusing, badan gue dingin Rey" Bibir Shilla gemeteran.

Rey pun khawatir serta terkejut mendengar perkataan Shilla, di ambillah jaket dan kunci motor segera berangkat kerumah Shilla.

Sesampainya dirumah Shilla, Rey melihat Shilla dengan keadaan pingsan. Keadaan rumah sepi. Entah kemana ibu nya. Di ambilnya minyak kayu putih yang kebetulan terlihat oleh Rey di kotak obat milik Shilla. 15 menit berlalu, Shilla pun akhirnya siuman. Shilla berterima kasih pada Rey yang datang menolongnya.

"Ini beneran Shilla bilang Terimakasih sama gue?, gak nyangka dulu kan dia cuek banget sama gue" Rey Kaget serta kegirangan.

***

Seiring berjalan nya sang waktu, Shilla & Rey mulai dekat. Mulai dekat dan tambah dekat. Namun disatu sisi Rey mulai curiga dengan Shilla yang akhir-akhir ini gampang sakit. Yang tiba-tiba gejala pusing menyerang kepala nya.

Ketika disekolah pun Shilla mulai gak masuk lagi, Aku bingung. Apa yang sebenarnya terjadi? Aku berniat untuk kerumah Shilla ingin mengetahui info lebih jelasnya. Ketika sampai rumah Shilla, kutemui cuma ada ibunya Shilla saja.

"Misi..oiya bu, Shilla nya ada?" Tanya Rey kepada ibu nya Shilla.

"Oh, kamu Rey, Shilla nya lagi ada dirumah nenek nya. Kamu ada perlu apa?" Ujar ibu Shilla.

"Enggak bu, saya cuma mau tanya. Kok belakangan ini Shilla mulai aneh ya?" Rey kepo.

"Hmm..Aa..ne..h Kee..naap..a" Ibu Shilla gugup.

"Iya Shilla belakangan ini gampang banget sakit bu" Rey makin kepo

Seperti ada yang disembunyikan oleh ibu nya Shilla, setiap ku tanyakan tentang Shilla. Dia selalu gugup. Entah apa yang disembunyikan. Aku cuma bisa diam.

***

Keadaan Shilla mulai membaik, namun dia semakin aneh. Ketika rasa mulai dipersatukan kenapa dia malah menjauh. Aku semakin bingung.

Yang aku kecewa, dia menjauh ketika usia ku dikit lagi 17 tahun (Sweet seventeen). Siapa yang gak pengen punya kado terindah di umur 17, hampir setiap orang ingin merasakan nya. Apalagi dari orang yang disayang. Iya, yaitu Shilla.

"Ini pasti ada yang disembunyin, Shilla baik. Kenapa dia tiba-tiba cuek? apa dia tau kalo aku suka sama dia maka nya dia menghindar?" Rey resah.

Setelah berapa hari gak main kerumah Shilla, akhirnya rey berniat kerumah Shilla. Sesampainya disana ternyata cuma ada ibu nya lagi. Besok hari ulang tahun ku dan sampai saat ini aku belum tau kabar Shilla.

"Bu, tolong ibu jujur. Shilla dimana? Shilla kenapa?" Rey bicara sambil meneteskan air mata.

"Rey, sebenernya Shilla sakit parah. dia mengidap tumor ganas dibagian kepala nya. Maaf ibu baru cerita" Ibu Shilla terus terang.

"Dan soal Shilla yang gak masuk sekolah dia bukan kerumah nenek, tapi periksa kesehatan ke dokter spesialis tumor" Ibu Shilla terus terang.

Dan jantung mulai berdegup kencang, seakan tak percaya kalo orang yang disayang sakit parah. Mengalami sakit yang begitu besar yang mungkin gak bisa dipikulnya sendirian.

"Tuhan, apakah ini kado terbesar dalam hidupku? Apakah ini sebuah pukulan?" Rey menahan sakit.

***

Hari ulang tahun ku pun tiba, semua sahabat, keluarga, serta diriku ikut senang bercengkrama dalam pesta ini. Tapi tak ku lihat batang hidung Shilla. Iya, dia orang yang ku sayangi. Aku gak butuh ucapan selamat dari yang lain. Di pikiran ku hanya Shilla, Shilla dan Shilla.

"Rey, Lo kok murung aja? kenapa?" Andre ingin tahu.

"Shilla, ndre. Shilla mana yak? Apa dia lupa sama ultah gue?" Rey kecewa.

"Gimana kalo sesudah pesta ini selesai kita kerumah Shilla!!" Andre memberi saran.

Kaki belum lima kali melangkah datanglah seorang wanita dan lelaki setengah baya. Iya, itu ibunya Shilla.Namun aku tidak mengenali laki-laki tersebut. Dan ternyata itu adalah ayah shilla yang baru pulang bertugas diluar negri. Dia datang dengan keadaan bisa dibilang sedang sedih, dengan kotak di tangan nya ia memberikan sesuatu kepadaku. Dan memberi kabar kalo Shilla sudah tiada.

Aku terkejut, tak sadarkan diri air mata menetes dengan sendirinya. Kemudian aku buka kotak pemberian ortu shilla tersebut. Dan disitu terdapat sebuah surat berisikan tentang curahan isi hati aku dulu yang aku tuliskan buat shilla. Dan sebelum kepergian shilla, dia sempat membalas suratku. Tepat di belakang surat yang pernah aku kirim untuknya.

Yang bertuliskan: "Aku cuek, aku jutek, aku mengabaikan rasa kamu tuh hanya karna satu alasan. Gamau bikin kamu susah, gamau bikin kamu malu karna punya pacar yang penyakitan. Jujur, Aku sayang sama kamu. Love you.. Happy birthday sayang :*


TAMAT





i

Tidak ada komentar:

Posting Komentar