Minggu, 09 Februari 2014

Beri aku satu nama

Untuk wanita yang belum ku tahu nama nya.

Teringat jelas hujan sore itu, kau nampak sedang berteduh di satu toko yang kebetulan sedang tutup. Pandanganmu fokus pada tanah yang dibawah, tanganmu sedikit gigil. Terlintas pertanyaan dalam benakku saat itu, "Kenapa yaa dia?". Kau terlihat cantik saat itu, memakai kaus polos, dengan celana jeans yang sedikit robek, juga rambutmu yang dikuncir satu. Kau begitu sederhana, aku suka.

Bodohnya, aku tidak ada keberanian untuk menghampirimu, sekedar menjadikanmu teman ngobrol. Keadaan saat membingungkan waktu itu, seraya ada dua orang kembar dibahuku, yang disebelah kiri berupa bayanganku sendiri, namun terlihat sangat culun, ia bilang "Tidak, aku takut". Dan di bahu kananku ada bayangan berupa jagoan, ia bilang "Ayodong, temui dia sekedar bertanya siapakah namanya". Hampir lama mereka berdua berdebat, namun alih-alih bahu kiriku lah pemenangnya. Mungkin kau terlalu indah, sampai-sampai aku tidak berani menghampirimu.

Sangat disayangkan, hujan berhenti begitu cepatnya. Seolah langit tak merestui kedekatan kita. Kau dengan sigap kembali lagi ke sepedamu, kau tunggangi dengan anggun, jelas terlihat bodi ramping dari belakang, lengan baju yang sedikit kau lipat memberiku celah melihat mulus pangkal lenganmu, sungguh indah tanpa polesan. Bergantian kakimu mengayuh, satu persatu mulai menjauh, dag..dig..dug bergetar hatiku melihat liuk bokong besarmu. Kini kau jauh memunggungi, tanpa meninggalkan nama.

Andai ada pertemuan kedua. Pasti aku berusaha untuk menginjak-nginjak rasa takutku dan segera berkata. "Kalau boleh tahu, siapa namamu?"

2 komentar:

  1. Wah, ikut 30 menulis surat cinta nih. Btw, kalo suka nulis cerpen, boleh liat postingan gue yang berjudul Membaca Sejenak. Kali aja tertarik :))

    BalasHapus
  2. Saya sudah kunjungi, dan saya sudah baca ketentuannya. Hmm boleh juga tuh. Insyaallah saya ikut :))

    BalasHapus